Monday, April 3, 2017

PRASANGKA



A.  DEFINISI PRASANGKA

Prasangka adalah evaluasi negatif atas suatu kelompok atau seseorang berdasarkan pada keanggotaan orang tersebut dalam suatu kelompok. Prasangka didasarkan pada dimensi evaluatif dan afektif. Prasangka juga didasarkan pada pra penilaian terhadap sesorang, jadi dilakukan sebelum tahu banyak tentang karakteristik seseorang. Prasangka juga tidak hanya muncul pada kelompok lain (out group) saja.
Efek prasangka bersifat destruktif seperti stereotip. Prasangka juga mempengaruhi preferensi tentang kebijakan publik. Stereotip lebih mengarah ke kognisi dan prasangka mengarah ke afektif. Namun, keduanya saling bersangkutan. Dan studi menunjukkan bahwa orang yang sangat berprasangka adalah orang yang paling mungkin menerima stereotip konvensional.

B.  BALAJAR PRASANGKA
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang dijalani anak dalam belajar norma sosial konvensional di sekitar mereka. Prasangka dapat dipelajari di dalam atau di luar rumah. Prasangka dapat dipelajari melalui mekanisme belajar sosial standar. Prasangka konvensional sering kali dipelajari sejak kecil. Anak juga mendapatkan prasangka tentang orang asing saat bersekolah (Lambert & Klineberg,1967).
          Orang tua dan kawan sebaya adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengajarkan norma sosial ini, namun terkadang anak tidak banyak mendiskusikan persoalan ini dengan teman atau orang tuanya, khususnya apabila kelompok target tidak terlalu menonjol (Sears & Levy, 2003). Media merupakan sumber lain dari proses belajar sosial. Gilens (1999) berpendapat bahwa media ikut bertanggung jawab atas semakin meningkatnya pandangan negatif terhadap “Kesejahteraan” di Amerika Serikat.
Liputan televisi juga cenderung menguatkan stereotip yang menghubungkan minoritas rasial dengan kejahatan. Kejahatan banyak diberitakan di televisi. Liputan kejahatan memperburuk stereotip sosial.

C.  MOTIF PRASANGKA
A.    Pendekatan Psikodinamis
Teori ini menganalisis prasangka sebagai sesuatu yang muncul dari dinamika personalitas individu, biasanya dinamika yang berasal dari gangguan personalitas. Authoritarian personality (personalitas otoriter), yang menunjukkan sikap berlebihan pada otoritas level kepatuhan ekstrem pada standar konvesional perilaku, dan bersikap sangat keras terhadap penyimpangan dan memusuhi anggota kelompok lain secara berlebihan (Adorno, Frengkel-Brunswik, Levinson dan Sanford, 1950). Karena mati akibat perdebadan secara metodelogis, teori ini pun hilang selama beberapa tahun. Muncul lagi dengan sebutan Otoritarianism dengan perbedaan dari dua awal konsep. Otoritarianisme bukan merupakan pembawaan manusia yang hanya bisa disembuhkan dengan psikoterapi, tetapi dapat dikurangi dengan mempertemukan seseorang dengan non-otoriter, dengan orang-orang dan ide-ide yang lebih bervariasi dan berpendidikan tinggi (Peterson & Lane, 2001).
B.     Persaingan Antarkelompok
Teori ini menyatakan bahwa prasangka berasal dari persaingan kelompok. Adanya rasa mempertahankan zona nyaman milik para kelompok cenderung sangat mempengaruhi.
Ada dua teori dalam aspe kini:
1.    Realistic Group Conflict Theory
Konsekuensi tak terelakkan dari persaingan dari kelompok yang saling berebut sumber daya alam dan kekuasaan.
2.    Sense of Group Position
Menjelaskan pehaman posisi pada kelompok. Pemaham posisi pada di kelompok. Pemahaman posisi kelompok dominan terbagi atas 4 elemen:
a.    Keyakinan akan keunggulan kelompok dominan
b.    Persepsi bahwa anggota kelompok bawahan adalah asing dan berbeda
c.    Klaim atas sumber daya yang lebih baik
d.   Merasakan adanya ancaman dari kelompok bawahan terhadap mereka

D.  BASIS KOGNITIF DARI PRASANGKA
Kategorisasi
   Langkah pertama adalah categorization (kategosrisasi) perseptual ke dalam kelompok-kelompok. Pemersepsi (perceiver) biasanya mengkategorisasikan orang ke dalam kelompok-kelompok. Kemenonjolan berbagai petunjuk jelas merupakan factor penting. Warna kulit sering menjadi petunjuk membedakan kelompok rasial: tipe tubuh, baju dan suara juga dapat menjadi pembeda antara pria dan wanita, akses yang berbeda juga menunjukan perbedaan antar wilayah, dan sebagainya.
Pemrosesan berdasarkan kategori
   Proses kategorisasi mengandung sejumlah konsekuensi penting. Informasi tentang individu akan lebih sederhana dan diproses secara lebih efisien apabila informasi itu bisa dikategorisasikan ke dalam kelompok. Dalam kategori based processing  (pemrosesan berbasis kategori), perceiver mengkategorisasikan seorang berdasarkan informasi kategori social yang disimpan dalam memorinya. Proses kategorisasi tidak selalu sederhana dan lugas, sebaliknya proses itu bisa sangat rumit.
   Subtyping (pembagian tipe) adalah proses membuat perbedaan yang lebih halus didalam kategori yang besar.

Kelebihan dan kekurangan
   Pemrosesan berbasis kategori memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah ia mereduksi jumlah data yang perlu kita proses. Kelebihan kedua adalah pemrosesan itu memungkinan kita untuk melampaui informasi yang diberikan kepada, dan karena nya kita bisa memperkaya informasi tersebut. Kekurangan pemroresan berbasis kategori adalah proses ini menyebabkan terbentuknya stereotip yang terlalu menyederhanakan yang boleh jadi memperkuat prasangka. Kedua, stereotip hampir selalu terlalu menggeneralisasikan, menisbahkan atribut yang sama ke semua anggota kelompok, tanpa peduli pada keunikan individual. Kekurangan ketiga adalah proses ini dapat menghasilkan memori yang keliru.

E.   IDENTITAS SOSIAL
Identitas sosial adalah bagian dari kosep diri yang berasal dari keanggotaan dalam satu atau lebih kelompok sosial, dan dari evaluasi yang diasosiasikan dengannya.
TEORI IDENTITAS SOSIAL
Individu dikategorikan kedalam anggota in-group ataupun out-group sesuai dengan teori evolusi yang menyatakan bahwa prinsip fitnes inklusif adalah sebuah kecenderungan bawaan untuk mereproduksi gen sendiri yang menyebabkan suatu kelompok menyukai kelompoknya sendiri dan memusuhi kelompok lainnya.
Tajfel 1982, mengusulkan bahwa teori identitas sosial mengandung 3 asumsi dasar yakni orang mengkategorisasikan seseorang menjadi in-group dan out-group, orang mendasar harga diri dan identitas sosialnya menjadi in group dan konsep diri orang sebagian bergantung pada bagaimana seseorang mengevaluasi in group dibandingkan kelompok lain. Teori identitas sosial adalah teori campuran dari teori kognitif dan teori motivasi. Teori optimal distinctivenees yaitu teori yang menyatakan bahwa suatu identitas sosial daam suatu kelompok yang cukup besar membuat individu merasakan kebersamaan (inklusi), namun cukup kecil untuk menimbulkan perasaan berbeda dengan orang lain.


F.   WAJAH PRASANGKA YANG BERUBAH
Pudarnya Rasisme Gaya Lama
          Sejak berakhirnya Perang Dunia II, prasangka etnis dan rasial secara umum menurun di Amerika Serikat. Bentuk prasangka lainnya juga berkurang.  Berkurangnya prasangka di kalangan orang dewasa ini juga diturunkan ke anak-anak mereka. Generasi yang lebih muda menunjukkan dukungan yang lebih besar untuk persamaan ras dan makin sedikit yang berprasangka terhadap kaum imigran seperti orang Asia dan Hispanik (Citrin et al., 2001; Schuman et al., 1997).         
Perubahan Semu
          Beberapa kalangan berpendapat bahwa penurunan rasisme ini mungkin hanya bersifat ilusi atau semu. Menurut mereka, ekspresi ide rasial mungkin sudah tak bisa diterima secara sosial, namun orang kulit putih tetap mempertahankan sikap semula dalam bentuk yang lebih halus (Jackman & Muha, 1984; Sidanius & Pratto, 1999).
Rasisme Simbolis
          Pendapat kedua menyatakan bahwa rasisme gaya lama telah digantikan oleh bentuk prasangka modern yang lebih kuat yang disebut “simbolik rasisme” (racisme symbolic) (Kinder & Sears, 1981). Ada kritik terhadap konsep rasisme simbolis ini. Mereka mengatakan bahwa orang kulit putih mengevaluasi isu rasial terutama berdasarkan nilai dan ideology non-rasial.  Jenis prasangka modern lainnya berakar dalam antagonism kelompok dan nilai tradisonal, khususnya individualisme, seperti rasisme simbolis. “sikap anti-orang gendut”.
Rasisme Aversif
          Konsep rasisme baru yang lain adalah aversive racism (rasisme aversif) yang dianggap mereflesikan perpaduan penolakan terhadap kesenjangan rasial formal dengan perasaan negative terhadap kesenjangan rasial formal dengan perasaan negatif terhadap orang kulit hitam, seperti merasa tidak nyaman, tidak suka, dan kadang takut, terhadap kulit hitam (Gaertner & Dovidio, 1986). Teori ini mengatakan bahwa hal itu akan tergantung pada norma yang berlaku pada situasi tertentu di mana masa kontrak antar–ras itu terjadi.
Stereotip Implisit
          Patricia Devine (1989) mengembangkan model yang lebih kompleks yang menggunakan perbedaan dari psikologi kognitif, yakni automatic processing (pemrosesan otomatis), yang terjadi secara tidak sadar, cepat, tanpa niat, dan tanpa usaha, dengan controlled processing (pemrosesan terkontrol), yakni pemikiran sadar dan sengaja yang kita lakukan setiap hari. Stereotip implisit merefleksikan seperangkat asosiasi yang sudah dikenali dengan baik yang dapat secara otomatis diaktifkan, dan karenanya bersifat spontan, tak terkontrol, dan tak diniatkan.
G.  MENGURANGI PRASANGKA
Prasangka mungkin menurun jika kebutuhan kelompok-kelompok yang berkompetisi itu bisa dipenuhi dengan lebih baik, tetapi prasangka mungkin tidak bisa hilang karena ada konflik kepentingan antarkelompok yang pasti takkan terelakan. Usaha untuk membantu satu kelompok seringkali akan mengorbankan kelompok lain dan mungkin menambah permusuhan.
SOSIALISASI
          Pendekatan lain untuk mereduksi prasangka adalah mengubah sosialisasi awal. Setiap generasi baru memang semakin menjauhi rasisme gaya lama. Perubahan ini sebagian disebabkan karena generasi muda tumbuh tanpa prasangka dan banyak orangtua yang punya prasangka yang sudah meninggal (Firebaugh & Davis, 1988). Tingkat pendidikan juga sudah meningkat. Semakin terdidik seseorang, semakin berkurang prasangkanya, khususnya jika mereka mencapai jenjang universitas (Schuman et al., 1997).
KONTAK ANTARKELOMPOK
          Studi yang lebih baru menunjukkan bahwa semakin sering kontak antarkelompok akan semakin mengurangi prasangka. Beberapa survey di Eropa menemukan bahwa memiliki banyak teman dari kelompok minoritas juga menurunkan prasangka (Prettigrew, 1997). Demikian pula, lebih sering kontak dengan kaum gay dan lesbian juga mengurangi prasangka terhadap mereka (Herek & Capitanio, 1996).
          Salah satu problem dalam penggunaan kontak sebagai solusi mengatasi stereotip dan prasangka adalah kebanyakan individu yang berprasangka tidak mau menjalin kontak, dan karenanya solusi ini sulit dilakukan. Kurangnya pengalaman positif dengan anggota out-group akan menimbulkan ekspektasi negatif tentang seperti apa interaksi di masa depan, dan karenanya menimbukan “kecemasan antar-rasial” (Plant & Devine, 2003). Hal itu pada gilirannya dapat menyebabkan seseorang menghindari kontak.
          Contact theory merupakan teori yang menyatakan bahwa prasangka terhadap suatu kelompok sosial dapat direduksi dengan kontak yang tepat dengan individu dari kelompok itu. Secara teori, menjadi rekan satu tim dalam tim sepak bola atau sesama napi yang saling membantu melarikan diri (kerja sama melarikan diri) atau membentuk tim imter-rasial untuk memecahkan sosial statistik di kelas akan membantu mengurangi prasangka.
REKATEGORISASI
          Pendekatan utama lainnya difokuskan pada basis kognitif dari stereotip. Bahkan ketika ada kontak antara in-group dan out-group ternyata tidak cocok dengan stereotip, tendensi ke arah pemrosesan berbasis kategori masih kuat dan stereotip juga masih kuat. Salah satu strategi yang disarankan pendekatan kognitif adalah mengkategorisasikan anggota in-group dan out-group menjadi anggota satu kelompok yang lebih besar dan inklusif. Rekategorisasi juga dapat mereduksi prasangka dengan menonjolkan kategori silang.


Sumber:
Shelley E. Taylor, dkk. Psikologi Sosial, terj. Tri Wibowo B. S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
 

1 comment:

  1. Agen Togel Online Terbaik & Terlengkap!
    Tersedia Pasaran Hongkong - Sydney - Singapore
    Potongan Diskon 2D = 30% | 3D = 59% | 4D = 66%
    Dapatkan Keuntungan Dalam Menebak Angka Hingga Ratusan Juta Setiap Hari..
    Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .fun
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    BBM: BOLAVITA
    WA: +628122222995

    ReplyDelete